DIGILAS LIBYA NATURALISASI DIPERTANYAKAN?

 

R8PREDIKSI - Sang Garuda harus menelan kekalahan telak 4 gol tanpa balas dari Libya dalam laga uji coba yang dilaksanakan di Titanic Mardan Sports Complex, Antalya, Turki pada Selasa (02/01/2024) malam tadi.

Laga ini sebenarnya dilaksanakan untuk mematangkan para pemain sebelum bertanding pada pentas Piala Asia 2023 yang akan dibuka pada 12 Januari 2024 nanti. Indonesia harus kembali menghadapi Libya Jumat (05/01/2024) dan sebagai laga uji coba terakhir, Indonesia harus berhadapan dengan Iran yang akan dilaksanakan di Qatar.

Babak Pertama

Indonesia hanya mampu mempertahankan keunggulan sampai menit ke-25 saja. Dirasa cukup kewalahan, akhirnya Indonesia kebobolan melalui sang kapten Libya, Ahmed Ekrawa.

Empat orang pemain yang bertipe menyerang dari Indonesia juga dirasa belum membawa bekal cukup dalam laga uji coba ini dalam membongkar pertahanan lawan. Khususnya Libya. Rafael Struick. Dimas Drajad. Saddil Ramdani dan Dendi Sulistyawan masih harus kehilangan bola dalam percobaan membongkar pertahanan Libya.

Babak Kedua

Setelah rehat babak pertama, Coach Shin Tae Yong memasukan beberapa pemain yang belum lama di Naturalisasi. Jordi Amat, Ivan Jenner, Marselino Ferndinan, dan pemain debutan Justin Hubner. Memang betul, serangan Indonesia menjadi lebih flexibel. Terlalu fokus membalikan keadaan lewatan serangan-serangan yang coba dibangun, Sang Garuda malah kembali kebobolan pada menit ke-57 setelah Omar Al Khouja berhasil memanfaatkan blunder dari Jordi Amat dan Justin Hubner.

Beberapa menit berikutnya, Egy Maulana sempat menciptakan peluang dari operan terobosan Ivan Jenner, dan tercipta gol bunuh diri dari pemain bertahan Libya. Tapi sayang, gol tersebut dianulir karena posisi Egy sudah masuk dalam jebakan offside.

Indonesia semakin terbenam setelah Elgelaib mencetak gol ketiga Libya pada menit-menit terakhir pertandingan, yaitu menit ke-90 setelah memanfaatkan bobroknya pertahanan Indonesia. Masih tercipta gol terakhir yang dilesakan Alaa Alqijdar dari Tengah lapangan karena posisi penjaga gawang Indonesia, Syahrul Trisna yang terlalu jauh meninggalkan sarangnya.